Hari ini twitter saya mencapai angka 5000. Kalo rata-rata setiap tweet 140 karakter (kadang kurang kadang lebih), berarti saya sudah menulis sebanyak 700.000 karakter atau sekitar 466 halaman A4, wow!! Ini sudah cukup untuk jadi satu buku yang sangat tebal :)
Honestly, baru kali ini saya menghadiri sebuah forum group discussion (FGD) dalam rangka menjaring aspirasi masyarakat, dimana peserta murni berasal dari perwakilan warga (bukan para praktisi atau LSM). Ya, dan saya tercengang. Saya melihat langsung bagaimana sebuah pembodohan masyarakat sedang berlangsung dengan aman dan lancar.
Rencana awal saya akan memposisikan diri sebagai seorang pemerhati lingkungan (bukan sebagai aparat pemerintah, ceritanya lagi jadi spy :D), tapi saya urungkan ketika tahu pihak penyelenggara tidak mempersiapkan (kemungkinan besar disengaja) materi pengantar diskusi. Tiba-tiba saja peserta diskusi di"paksa" untuk melakukan tanya jawab dengan narasumber yang ternyata tak menguasai materi. Sempurna bukan? Narasumber tak menguasai materi dan peserta sama sekali tak tahu materi apa yang akan didiskusikan.
Padahal yang didiskusikan adalah sebuah rancangan Perda (Peraturan Daerah), dimana masyarakat harus mengetahui dan mengkritisinya karena itu menyangkut hajat hidup mereka puluhan tahun ke depan. Seolah semua sudah diatur sedemikian rupa. Pihak penyelenggara yang berkepentingan terhadap Perda tersebut telah memenuhi syarat - dalam hal ini penjaringan aspirasi masyarakat - padahal sebenarnya warga tidak mengetahui apa-apa dari FGD tersebut, sehingga Perda bisa lolos tahap berikutnya.
Kesimpulan saya adalah sebuah ketidakterbukaan yang disamarkan sengaja dilakukan untuk meng-gol-kan sebuah rancangan Perda.
Suatu siang di kantor. Seorang senior saya sedang menerima telpon dari anaknya. Tiba-tiba dia menyodorkan HPnya pada saya, sedikit memaksa saya berpura-pura jadi bosnya dan ngobrol dengan anaknya. Tanpa sempat bertanya ada apa, saya menerima telpon tersebut dan mulai berbicara pada seorang anak di seberang sana,
“halo, ini Lisa ya? Lagi ngapain dek Lisa?”
“lagi maen sepeda tante”
“kok maen sepeda siang-siang, emangnya gak cape pulang sekolah? Udah bobo belum”
“Gak cape kok, aku juga belum tidur siang”
Saya terdiam sebentar
“Tante, kenapa sih mama aku pulangnya sore terus”
“lho kan mamanya Lisa lagi kerja, selesainya baru sore”
“Suruh dong pulang siang, tante..”
“Kan masih banyak kerjaan dikantor, jadi belum bisa pulang”
“Tapi aku maunya mama pulangnya siang aja, jangan sore-sore”
“yaa.. nanti kalo pulang siang gajinya mama dipotong, nanti gak bisa kasih jajan lagi buat Lisa”
“Ah, biarin aja, aku gak mau jajan kok, aku mau mama pulangnya cepet”
“Emangnya kenapa, Lisa kangen ya sama mama?”
“Iya, Lisa kangen, pengen maen sama mama”
“Lisa sabar ya, nanti sore kan mama pulang, ketemu sama Lisa trus bisa maen deh sama mama”
“Kelamaan kalo sore, kan abis ini Lisa bobo sampe setengah 3, trus bangun, trus mandi, trus ngerjain PR, trus maen lagi. Mama boleh pulang ya tante?”
Saya terdiam lagi, speechless
“Tante, aku pengen ikut kalo mama pergi kerja, jadi bisa bareng sama mama terus”
“lho terus Lisa sekolahnya gimana?”
“aku bolos aja sekolahnya”
“nanti rapotnya jelek lho kalo bolos”
“biarin aja rapotku jelek, gak sekolah juga gak apa-apa, aku maunya sama mama”
Jika beberapa tahun ke depan, ini terjadi pada saya, actually I don’t know what I’m going to do. Barangkali mudah saja untuk meredam keinginan si anak pada saat itu juga, tapi itu tidak solutif. Yang terpenting adalah bagaimana membuat si anak tetap merasa nyaman dan tidak kehilangan meski ibunya bekerja 8-10 jam di kantor. Well, I don’t have any idea? Do you?
Beberapa bulan ini, kamera laptop saya gak bisa berfungsi. Kalo udah begini, saya gak akan menyia-nyiakan punya temen-temen yang ahli di dunia perkomputeran ^^ . Setelah tanya-tanya ke beberapa teman tentang perihal ini, inilah jawabannya..
Teman pertama menjawab, kemungkinan tombol ON kameranya belum dinyalakan. Tapi, dari awal beli ini laptop sampe sekarang, saya emang gak pernah nemu tombol ON/OFF untuk mengaktifkan kamera. Dulu waktu kameranya masih berfungsi, dia nyala dengan sendirinya. Maka jawaban ini pun terbantahkan.
Teman kedua, saya suruh dia melihat dan mengoprek-oprek langsung laptop saya sambil sedikit memaksa untuk menemukan penyebab kamera laptop gak berfungsi. Dia bilang driver kamera tidak terdeteksi. Katanya lagi, dalam kasus ini ada tiga kemungkinan yang rusak, Driver nya, Windows nya, atau Hardware nya. Kemungkinan yang terakhir membuat saya deg-degan, kalo hardware nya yang rusak, takkan lagi ada harapan. Meski penjelasan dan solusi yang diberikan teman saya ini cukup lengkap, tapi saya gak bisa berbuat apa-apa, suer..saya blank banget kalo soal beginian. Pengennya sih minta tolong si temen saya yang ini untuk membereskannya sampai berfungsi kembali, tapi.. dia mau nengok laptop saya aja udah bagus.
Teman ketiga, sangat aplikatif. Dia suruh saya bawa CD driver laptop, untuk install ulang driver kameranya. Langkah pertama saya uninstall Bisoncam (nama untuk driver kamera laptop saya), lalu di install ulang dan restart. Sayangnya Bisoncam yang baru tetap gak berfungsi. Pantang menyerah, teman saya suruh saya uninstall dan install ulang lagi (hey..saat itu dia Cuma duduk dengan tenang disamping saya sambil memberi instruksi tanpa sedikit pun memegang laptop saya). Saya lakukan instruksinya, uninstall, install ulang dan restart. Di sinilah terlihat titik terang, Smadav Antivirus saya mendeteksi Bisonkey (program file yang ada pada Bisoncam) sebagai virus. This is it… inilah akar masalahnya. Teman saya bilang, kemungkinan besar Bisoncam terdeteksi virus oleh Smadav, makanya gak mau berfungsi. Akhirnya saya uninstall Smadav, uninstall Bisoncam, lalu install kembali Bisoncam dan restart laptop. Hasilnya…tadaaaa….. Kamera kembali berfungsi.
Oya, saya memakai Laptop Axioo Neon MLC 0152 dan Smadav versi 8.3. Kalau anda memakai laptop yang sama dengan yang saya pakai, lebih baik jangan menginstall Smadav antivirus. hmm.. Ada kemungkinan, ini juga bisa terjadi pada laptop lainnya.