Kembalikan Cahaya Bintangku








Langit malam kini bersaput jingga

Berubah menjadi nebula cahaya

Tak lagi gelap hitam pekat

Bulan sabit sendirian pucat

kaku terpaksa menyunggingkan senyumnya

Bintang berkelap-kelip yang dulu setia menemani bulan itu sudah lama tiada

Tergantikan pantulan lampu-lampu kota

Aku kehilangan romansa malam


Tanyakan lubuk hati anda yang paling dalam, mana yang lebih indah, gemerlap cahaya lampu-lampu dari gedung-gedung pencakar langit atau kerlap-kerlip cahaya bintang di langit malam hari?

Setelah pindah ke tengah-tengah kota Jakarta, saya tak pernah lagi melihat bintang di langit. Bintang tidak hilang, hanya saja cahayanya sekarang tidak pernah terlihat lagi. Sepanjang mata memanjang membusur 180 derajat dari timur hingga barat, langit di malam hari benar-benar memerah. Tercemar polusi, polusi cahaya. Kecuali jika berjalan sedikit ke arah barat laut hingga utara, langit malam masih agak menghitam, tapi bintang pun hanya terlihat sedikit saja.

Mungkin sudah pernah dengar mengenai Observatorium Boscha (Lembang) yang merasakan dampak polusi cahaya kota Bandung, Lembang dan sekitarnya, para astronom sangat kesulitan saat melakukan pengamatan untuk objek redup yang biasanya perlu waktu perekaman lama karena terganggu oleh cahaya lampu kota yang menerangi langit malam. Dan saya rasa banyak kota-kota besar dengan dampak polusi cahaya yang sudah cukup parah. Bukan hanya untuk keperluan astronomi saja, polusi cahaya ini ternyata berdampak pada kehidupan hewan, dan kita manusia.

Definisi dari polusi cahaya adalah "dampak buruk akibat cahaya buatan manusia". Polusi cahaya biasanya berarti intensitas cahayanya terlalu besar. Beberapa spesies, termasuk tumbuhan dan manusia, mengalami dampak dari polusi cahaya. Kebanyakan orang tidak pernah mendengar apa itu polusi cahaya, dan yang mengetahuinya biasanya tidak peduli atau tidak melakukan apa-apa untuk menanggulanginya. Polusi cahaya adalah efek samping dari industrialisasi. Polusi cahaya berasal dari pencahayaan eksterior dan interior bangunan, papan iklan, properti komersial, kantor, pabrik, lampu jalan dan stadion. (wikipedia indonesia)

Dampak terhadap hewan

Polusi cahaya membuat bintang dan bulan tak tampak. Burung yang bermigrasi menggunakan bintang dan bulan sebagai alat navigasi. Akibat adanya polusi cahaya, mereka tidak dapat bermigrasi ke tempat yang tepat. Penyu laut juga tidak datang ke pantai dan bertelur seperti biasa karena takut dengan cahaya

Dampak terhadap manusia

Polusi cahaya menyebabkan masalah tidur terhadap manusia. Terangnya cahaya malam membuat siklus hormon dalam manusia menjadi sedikit berubah, dan perubahan ini memberi kontribusi yang sangat besar terhadap kesehatan dan psikologi manusia. Menurut penelitian di Eropa menunjukkan bahwa ada kaitan antara wanita yang berada di lingkungan berpolusi cahaya dengan kangker payudara. Selain itu masih banyak hal - hal lain yang masih diteliti dampaknya.

Dampak terhadap penelitian astronomi

Langit yang terkena polusi cahaya akan nampak terang sehingga bintang - bintang atau benda - benda langit lain yang seharusnya bisa terlihat menjadi tidak terlihat. Astronom tidak dapat mengamati dan menemukan obyek di angkasa karena terlalu banyak cahaya yang menutupi langit malam.(Bosscha observatory)

Barangkali anak-anak kecil di Jakarta atau di kota besar lainnya tidak pernah benar-benar menghayati lagi Bintang Kecil karya Pak Daljono atau Bintang Kejora karya Pak AT. Mahmud, atau bahkan mereka tidak suka menyanyikan lagu-lagu itu, toh mereka tak pernah secara nyata melihat bintang-bintang bercahaya di langit. Atau takkan ada lagi orang tua yang menasehati anaknya dengan pepatah lama “Gantungkan cita-citamu setinggi bintang di langit”. Atau bisa jadi dongeng-dongeng anak-anak tentang bintang dan bulan yang menemani mereka sebelum tidur akan hilang. Yang lebih dikhawatirkan adalah berkurangnya kepekaan kita untuk menyadari, bahwa benda-benda yang menghiasi langit itu adalah karunia Allah yang sangat berharga.

Tidak nyaman bukan, hidup dalam cahaya menyilaukan buatan sendiri. Kehilangan cahaya bintang dan romansa malam. Melihat bintang adalah salah satu dari hal-hal kecil yang membuat saya bahagia. Bagaimana anda?

Nah, ini sedikit ajakan untuk berpartisipasi mengurangi polusi cahaya, mudah-mudahan bintang-bintang di langit Jakarta mau muncul lagi:

  1. Untuk di rumah-rumah, yuk pakai lampu hemat energi (sudah banyak dijual dipasaran). Bagi yang punya lampu di taman/halaman atau di depan rumah (lampu jalan) pakaikan tudung buat lampunya agar cahaya tidak kemana-kemana, dan hindari lampu sorot atau lampu merkuri
  2. Untuk yang punya usaha-usaha pasang reklame, pakailah cahaya secukupnya, cukuplah buat menerangi tulisan aja
  3. Barangkali ada yang punya om, tante, atau tetangga yang duduk di kursi pemerintahan, sampaikan aspirasi pada mereka, supaya membuat peraturan pencahayaan untuk reklame, lampu jalan, lampu gedung, lampu stadion dan tempat umum lainnya.
  4. Matikan lampu yang tidak digunakan di malam hari, termasuk waktu tidur
  5. Ingat, objek yang perlu diterangi adalah yang dibawah sini, di bumi, bukan di atas. Jadi kalo mau pasang lampu, desain sedemikian rupa hingga cahayanya tidak terbuang sia-sia

“….Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS Fushshilat : 12)





0 Response to "Kembalikan Cahaya Bintangku"

Posting Komentar