Sederhana, Detail, dan Menakjubkan



Pepohonan itu hijau
Kita terlalu sering melihat pohon hijau
Sehingga kita sering lupa bahwa
ada pula pohon merah
Tetapi bila semua pohon berwarna merah
Aku akan senang berkisah padamu
tentang pohon yang hijau
Betapa indahnya dunia
(kenzo takada)

Zona juara, tak sengaja nonton acara ini di TV, di salah satu stasiun televisi swasta, jam 5 sore. Sebuah perlombaan antar para ahli pisau di jepang. Tugas para peserta, sederhana saja, yaitu memotong atau mengiris atau mengupas, ya..sejenis itulah.

Pertama mengiris mentimun dalam waktu yang telah ditetapkan panitia. Irisan tidak boleh lebih tebal dari 3 mm dan tidak boleh rusak. Tiap peserta menggunakan pisau yang berbeda-beda, sesuai selera dan keahlian masing-masing (bahkan ada yang pake pisau lebar nan gede, kaya pisau daging). Peserta dengan hasil irisan terbanyaklah yang menang, irisan yang lebih tebal dari 3 mm atau rusak tidak dihitung. Awalnya saya ragu, peraturan lomba ini mengada-ada, mana mungkin irisan yang jumlahnya ratusan itu akan dihitung satu persatu, diukur ketebalannya pula. Tapi ternyata..Ya..benar..panitia benar-benar menghitung dan mengukurnya satu persatu. Ah detail sekali, pasti sangat melelahkan (kelihatannya panitia lebih lelah daripada peserta).


Lomba yang kedua adalah mengiris jeruk nipis setipis mungkin. Wow..ada peserta yang bisa mengiris hingga 0.9 mm. Dari satu jeruk nipis bisa dihasilkan 51 irisan tipis, menakjubkan bukan? Dan lagi-lagi panitia mengukur dan menghitung dengan cermat. Sangat detail.


Lomba yang ketiga adalah mengupas kulit apel dengan cara spiral dan hasil kupasan terpanjanglah yang menang, tapi kulit ini tidak boleh terputus. Tahukah kawan? Satu buah apel, bila kulitnya dikupas spiral, panjangnya bisa sampai 390 cm, superb..


Sederhana. Perlombaan ini sangat sederhana tapi detail-nya menjadikannya sesuatu yang menakjubkan, istimewa, dan master piece. Pekerjaan sederhana tapi detail ini memerlukan seorang ahli yang telah bertahun-tahun berlatih. Kesederhanaan yang menakjubkan, ah.. saya suka kata-kata ini.


Di akhir lomba, peserta menunjukkan keahlian sebenarnya, memahat sayuran dengan keahlian pisaunya, hingga menjadi pahatan ikan, burung, sungai, kolam, gunung, semuanya tersusun rapi menjadi sebuah cerita. Filosofis. Sekali lagi, detail sekali.. siapa yang sanggup melakukan pekerjaan detail dan memakan waktu sangat lama itu, jika bukan seorang yang ahli tekun, sabar dan pantang menyerah. Pahatan inilah yang menjadi master piece. Amazing..


Orang jepang…sederhana, cerdas, ulet, kreatif, tekun.. (penjajah..). (jangan bilang pada saya untuk tidak menggeneralisir sesuatu)

Keesokan harinya, di stasiun tv dan jam yang sama. Perlombaan menyusun lego. Lagi-lagi, sederhana, detail, menakjubkan.


sebentar.. nampaknya saya sedang memikirkan puisi Sapardi Djoko Damono,

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan

Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Sederhana tidak berarti benar-benar sederhana bukan? Bahkan cinta itu sendiri pun bukan sesuatu yang sederhana. Awan menjadi hujan bukanlah proses yang sederhana. Semua kesederhanaan ini berasal dari sesuatu yang tidak sederhana, ya kan?


“Tidaklah kekayaan itu dengan banyak harta, tetapi sesungguhnya kekayaan itu ialah kekayaan jiwa.” (HR Bukhari dan Muslim)

0 Response to "Sederhana, Detail, dan Menakjubkan"

Posting Komentar