Inspiration Today

Saya cinta bangsa ini, tapi bagaimana…

Korupsi sudah jadi salah satu budaya bangsa ini, mengurat akar, melakukannya semudah membalik telapak tangan. Tak di atas, tak di bawah, entah siapa yang mulai duluan, atau siapapun yang mulai duluan, tak pernah ada yang mau bertanggungjawab mencabut akarnya.

Saya cinta Bumi Pertiwi, tapi bagaimana…

Anak-anak di Bumi Pertiwi suka sekali nongkrong, clubbing, menghisap narkoba, bahkan tawuran dengan taruhan nyawa. Tak peduli masa depan sendiri apalagi masa depan Bumi Pertiwi. Tak orangtua yang terlalu sibuk mencari nafkah, tak anak-anaknya yang sangat gemar menghabiskan uang untuk kesenangan.

Saya cinta tanah air ini, tapi bagaimana…

Para tuan tanah sepertinya lebih suka menjadi budak di tanahnya sendiri, menengadahkan tangan demi dollar dari investor-investor asing. Men”cucigudang”kan tanah – entah resmi milik mereka atau bukan – beserta segala isi yang terkandung didalamnya.

Saya cinta nusantara ini, tapi bagaimana…

Banyak penghuni nusantara lebih mengagungkan presiden negara adikuasa itu ketimbang para pahlawannya sendiri. Orang-orang yang duduk di atas itu nampaknya lebih memilih menuruti kemauan penguasa-penguasa negeri dunia kesatu daripada menuruti rintihan kaum fakir dan miskin yang terpinggirkan.

Saya cinta negeri ini, tapi bagaimana…

Para penegak hukum menggunakan wewenangnya untuk berbuat semaunya. Kasus-kasus direkayasa dari tiada menjadi ada, dan dari ada menjadi tiada (seperti drama sinetron saja). Tersangka kasus trilyunan tidak dianggap kriminal, tapi tersangka pencurian coklat sedikit saja dianggap sebagai kriminal, lalu ditangkap agar menjadi contoh untuk kriminal-kriminal lain.

Saya cinta Indonesia,

Saya ingin lantang bersuara seperti tokoh Ian dalam 5 cm “Saya Ian, saya bangga bisa berada di sini bersama kalian semua... Saya akan mencintai tanah ini seumur hidup saya,... saya akan menjaganya dengan apapun yang saya punya, saya akan menjaga kehormatannya seperti saya menjaga diri saya sendiri... Seperti saya akan selalu menjaga mimpi-mimpi saya terus hidup bersama tanah air tercinta ini...”

Tapi bagaimana…

Saya berasa ingin terasing saja di negeri ini, tutup mata dan tutup telinga, agar saya tak tahu apa-apa, agar saya hanya bisa mengingat kecintaan saja terhadap negeri ini… ahh.. bolehkah?...

Seperti dalam lagu nasional yang jumlahnya sekian banyak itu, yang dulu harus saya hafal agar bisa ikut bernyanyi setiap upacara bendera di hari senin pagi, yang paling saya hafal adalah yang liriknya paling singkat…

Padamu negeri kami berjanji
Padamu negeri kami berbakti
Padamu negeri kami mengabdi
Bagimu negeri jiwa raga kami

Tertulis jelas disana “kami” bukan “saya”…

~ someone who always almost desperate every after watch news on TV ~