Lanjut cerita...
Ternyata banyak teman kantor yang menyukai kebaya yang saya beli. Mereka meminta saya untuk membawa sampel kebaya lainnya, ada pula yang minta dibelikan kebaya sesuai pesanan mereka. Rok yang dipesan pun bertambah modelnya. Ada yang ingin ini, ingin itu, saya mulai pusing memenuhi keinginan-keinginan pembeli. Tapi bukankah saya baru mulai, tidak mungkin berhenti begitu saja. Saya pun bolak balik ke Tanah Abang saat hari kerja di jam istirahat. Area jualan saya bertambah luas dan pelanggan bertambah banyak, padahal banyak di antara mereka yang baru saja saya kenal. Saya merasa tertantang untuk berkomunikasi dengan orang-orang baru dan mempengaruhi mereka untuk membeli atau memesan kebaya dan kainnya pada saya. Seperti sales? Yup, bisa dibilang saya ini sales girl, hehe.. malu? untuk apa malu, 9 dari 10 pintu rejeki ada pada perdagangan, meski keuntungan yang saya ambil tidak besar, tapi semoga ada keberkahan di dalamnya.
Sekarang saya mengerti bagaimana rasanya mbak-mbak yang jualan di tanah abang begitu sumringah jika ada pembeli. Terkadang saya merasa khawatir jika sampel yang saya beli tidak laku, tapi masyaAllah, pikiran itu pun saya buang jauh-jauh, karena Allah yang menjamin rezeki kita. Pada akhirnya, ada saja yang membeli sampel yang saya bawa, Alhamdulillah.
Saya benar-benar belajar banyak dari berdagang. Sejak kecil saya memang sudah mulai berdagang, tapi saat itu saya belum mengerti manfaat dan filosofinya (*tsahh..pake filosofi segala). Waktu kecil yang saya pahami adalah saya akan mendapat uang jajan tambahan dari hasil berjualan. Beda dengan sekarang, saya merasakan manfaatnya, tidak hanya dalam segi materi. Karena saya learning by doing, kira-kira bini yang saya pelajari ketika berdagang :
1. Belajar komunikasi & marketing (mempengaruhi orang lain), terutama dengan orang yang baru dikenal
2. Belajar melayani orang lain dengan ramah dan penuh senyuman, sejelek apapun kondisi mental kita
3. Belajar sabar ketika menghadapi pembeli yang seenaknya menukar barang yang sudah dipesan, atau pembeli yang tak kunjung membayar hutangnya
4. Belajar berani mengambil resiko
5. Belajar manajemen keuangan
Poin yang terakhir masih agak sulit saya jalani, karena kelemahan saya adalah kurang rajin mencatat. Padahal tidak selamanya saya bisa mengandalkan ingatan saya, berapa item yang saya beli, berapa yang terjual, siapa memesan apa. Pencatatan saya masih kacau balau, mungkin ini tanda-tanda kalau saya lebih cocok jadi bos dan menggaji pegawai, hehe.. Amin..
Kalo dikira-kira, dalam dua bulan ini omset saya sudah hampir 4jutaan, dengan total item 40an. Kira-kira sih begitu.. Sekarang sedang mikir-mikir, mau dibawa kemana hubungan #eh bisnis jualan ini.. :D
0 Response to "Dagang (2) : Learning By Doing"
Posting Komentar