Ada yang beda di bulan Agustus tahun ini. Tak ada lomba-lomba ataupun panggung (dangdutan). Ramadhan memang membawa berkah. Ah..saya tak keberatan jika segala macam “kemeriahan” berganti dengan kekhusyukan. Bukankah dengan begini, Agustus yang bertepatan dengan Ramadhan sebenarnya adalah momen yang sangat pas untuk benar-benar memaknai perjuangan para pahlawan Indonesia saat merebut kemerdekaan. 65 tahun yang lalu, 17 Agustus 1945 bertepatan dengan 8 Ramadhan 1364 H.
Dengan suasana Ramadhan, semua orang sedang mendekatkan diri kepada Allah, dan masing-masing insan sedang membuka hati seluas-luasnya untuk bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan, salah satunya adalah nikmat kemerdekaan. Membuka pikiran sedalam-dalamnya untuk belajar dari para pahlawan yang berjuang hingga tetes darah penghabisan.
Malu rasanya 65 tahun yang lalu, pun dengan suasana Ramadhan, pemuda-pemudi Indonesia gigih memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Semua orang produktif dan sibuk mempersiapkan segala persiapan untuk proklamasi. Bulan Ramadhan, tak jadi halangan untuk mencetak sejarah.
Saya, pemudi berusia hampir setengah abad, bulan Ramadhan dan Agustus ini, apa yang sedang bisa saya lakukan. Apa yang sudah saya berikan untuk negeri tempat saya dilahirkan dan dibesarkan ini? Entahlah..Paling banter besok mengikuti upacara bendera. Lalu..ah..bahkan nama-nama pahlawan pun sudah banyak yang lupa.
Saya cinta dan bangga menjadi bagian dari negeri ini, tapi apakah itu cukup? Selama ini saya merasa berputar-putar saja, mendengar orang lain mencaci maki negeri ini saya pun ikut mencaci maki. Melihat orang lain menyatakan cinta dan bangga pada negeri ini di tanggal 17 Agustus, saya pun ikut menyatakan cinta, ya..hanya pernyataan, bukan realisasi. Maafkan saya..
"Jangan tanyakan apa yang negara ini berikan kepadamu tapi tanyakan apa yang telah kamu berikan kepada negaramu." - John Fitzgerald Kennedy -
0 Response to "Dirgahayu Indonesia"
Posting Komentar