Yang Penuh Dengan Resiko

Pada awalnya ini adatah tentang sebuah permainan susun menyusun warna. Teka-teki mekanik yang ditemukan pada tahun 1974 oleh pemahat dan profesor arsitektur Hungaria, Erno Rubik.Sebagai pembelajar baru, tentu saya pilih Rubik yang paling umum dan mudah dimainkan, Rubik jenis Kubus 3x3. (jujur, yang saya beli bukan rubik original memang).



Menyadari kemampuan diri sendiri yang belum tereksplore, saya belajar kode-kode, algoritma dan cara-cara menyelesaikan Rubik dari internet. Karena belajar dari satu tutorial saja membuat saya pusing bukan main, akhirnya saya belajar dari tiga tutorial, yaitu situs rubik asli, Rubik’s Cube Indonesia, dan video youtube Wicaksono Adi. Nah, kawan, ini pelajaran moral yang pertama, jangan belajar sesuatu hanya dari satu sumber saja, ini akan membuat kita belajar lebih mudah dan melatih otak kita untuk merangkai berbagai hal yang tadinya terlihat tidak mungkin terangkai.

Sampai detik ini, setelah dua hari lalu resmi memiliki Rubik, saya baru berhasil menyusun dua kali saja. Itupun masih melihat petunjuk-petunjuk dari situs-situs tadi. Dari satu metode yang saya pelajari (karena ada beberapa metode untuk menyusun Rubik), ada 6 langkah yang harus dijalani hingga semua warna tersusun sempurna. Tahap 1 sampai 3 sangat mudah, hanya ada sedikit algoritma untuk semua kemungkinan kasus yang akan terjadi. Jika ternyata salah langkah, sangat mudah untuk kembali ke kondisi awal, karena itu di tahap ini saya tak pernah ragu untuk memutar rubik, walaupun tanpa melihat algoritma yang ada dalam tutorial.

Barulah di tahap 4 sampai tahap 6 kesulitan yang sebenarnya terlihat. Ada banyak kemungkinan kasus yang akan terjadi. Ada beberapa algoritma panjang yang harus dijalani untuk setiap kasus yang terjadi.. Ada kasus-kasus tidak terselesaikan karena penjelasan tutorial ternyata tidak selengkap kenyataan yang terjadi. Ada banyak keraguan hadir setiap kali akan memutar Rubik. Ada akibat fatal yang harus diterima jika mengikuti keragu-raguan dalam memutar Rubik. Ada rasa kecewa yang amat sangat ketika menyadari Rubik yang hampir sampai pada tahap akhir ternyata hancur berantakan dan harus memulai dari awal lagi.

Sampailah saya pada satu kesimpulan, Rubik ini penuh dengan resiko.

Dan saya memetik pelajaran moral kedua, jalani saja dan ambillah resiko. Rasanya tak masalah jika Rubik saya harus berantakan ketika hampir mencapai tahap akhir, karena itulah resikonya, karena dengan begitulah saya harus mengulang lagi dari awal, berkali-kali, berulang-ulang, hingga hafal di luar kepala dan tanpa diduga menambah kecepatan berpikir dan gerakan-gerakan tangan.

Akhirnya, inilah pelajaran moral ketiga, bahwa tak ada yang sia-sia, kawan. Meski pada akhirnya kita menemui resiko yang kita khawatirkan setelah melewati jalan berliku (orang-orang pesimis biasa menyebutnya kegagalan), tapi kita jadi tahu di kemudian hari jangan ambil lagi jalan itu, ambil jalan lain saja.

Ada pelajaran moral tambahan dari semua ini. Jika punya uang berlebih, beli saja produk yang asli, jangan bajakan. Setelah pusing bukan main karena hasil susunan Rubik saya tak pernah sama dengan tutorial, saya baru sadar ternyata sisi berwarna orange tertukar dengan sisi berwarna merah.


Catatan :

  1. Erno Rubik (penemu rubik) pada awalnya membutuhkan waktu sebulan untuk menyelesaikan rubiks cube dan pernah mengeluarkan statemen mainan ini tidak mungkin diselesaikan.
  2. Jika seseorang mencoba secara acak untuk menyelesaikan permainan ini, maka waktu yang diperlukan akan melebihi umurnya sendiri.
  3. “Dengan kegagalan tersebut saya malah mengetahui ribuan cara agar lampu tidak menyala” Thomas Alpha Edison (penemu lampu pijar setelah 9.998 kali percobaannya gagal)
  4. Wicaksono Adi : peringkat ketiga rekor dunia dengan menyelesaikan 11 kubus Rubik tanpa melihat dalam waktu 55 menit 10 detik
  5. Harga Rubik asli ternyata 130an ribu rupiah, wow.. !!
  6. Harga Rubik yang saya beli sepuluh ribu tiga, wew.. !!

Sumber gambar dari sini




2 Response to "Yang Penuh Dengan Resiko"

  1. sintenremen Says:
    19 November 2010 pukul 15.52

    membaca artikel anda kok lama-lama tertarik juga ya. kenapa coba?

  2. Diah Irma says:
    22 November 2010 pukul 14.01

    tertarik sama artikel saya.. atau tertarik maen rubik nih ?
    anyway..thanks dah mampir kesini n baca tulisan saya ^_^

Posting Komentar