Everything's Gonna Be Okay (Pendakian Gn. Merbabu Ceria) Part 3 - End


Ehm, perjalanan pulangnya belum diceritain yah, nanti ada yang protes lagi :p

Masih di hari Senin, 4 November 2013

Dari Kenteng Songo, perjalanan kami selanjutnya adalah turun menuju Selo. Jalur ini tak kalah dahsyatnya dengan Jalur Chuntel. Tapi ini juga yang saya tunggu-tunggu sejak mendengar kata “Merbabu”. Yaitu berjalan di Padang Sabana yang indah :) Yup, Sabana I dan Sabana II membuat kami seperti berada di negeri antah berantah. Sebentar-sebentar diselimuti kabut, sebentar-sebentar langit cerah, bersama angin yang masih setia menemani langkah kaki kami. Sayangnya ada beberapa bukit yang gundul terbakar, entah tak sengaja karena ulah para pendaki, entah karena terik matahari saat musim kemarau. Semoga rerumputannya segera pulih dan menghijau kembali.

Jalur Menuju Sabana
(Photo by : Dadang)

Padang Sabana Yang Terbakar
(Photo by : Diah)

Rerumputan Padang Sabana
(Photo by : Diah)

Beautiful Sabana
(Photo by : Diah)

Pos IV Jalur Selo, Sabana I
(Photo by : Dadang)


Selepas Padang Sabana, jalur yang kami lewati lebih ekstrim lagi. Turunan curam dengan tanah gembur dan ngebul. Saya dan Tari lebih tertarik untuk main perosotan di turunan-turunan curam itu, haha. Dalam kondisi apapun, yang penting keep smile. Meski dengkul sakit dan ujung-ujung jari kaki lecet, kami harus terus berjalan menuruni jalur.

Perjalanan naik selama dua hari via Chuntel dan perjalanan turun selama setengah hari via Selo. Semua momen yang kami lewati adalah momen kebahagiaan. Meski cuaca silih berganti, panas matahari yang menyengat kulit, hujan badai yang menerpa tubuh, kabut tebal yang menyelimuti jalur, dingin yang menusuk-nusuk tulang, tak ada ego yang dominan, tak ada perdebatan yang berarti, semua saling mengalah (yaa walopun kami harus sering mengalah ama Anto yang dikit-dikit ngambek, hahaa), semua saling menjaga, saling peduli, saling memberikan dukungan.  Sungguh ini jauh lebih menyenangkan, disaat cuaca alam tidak kondusif, cobalah untuk selalu ceria, agar perjalanan menjadi lebih berarti dan lebih indah untuk dikenang.

Malam itu setelah transit di Basecamp Selo, kami memutuskan untuk menginap di rumah saudara Haryo di Magelang. Saat itu kaki-kaki kami masih belum terlalu terasa sakitnya, jadi masih bersemangat untuk jalan-jalan di Magelang (Borobudur) atau di Jogja keesokan harinya. Sesampainya di Magelang, kami dijemput mobil saudaranya Haryo.

Dalam suasana hening dan khusyu di mobil, sambil menikmati kelelahan selama perjalanan, kami hanya mendengar suara sang Ibu-ibu saudaranya Haryo (siapa namanya ya lupa nanya), yang sedang menelpon dengan berbahasa Jawa.
“Iya sudah ketemu, ganteng sekali”
Tiba-tiba saja tawa kami pecah berbarengan, tanpa ampun, tanpa malu tapi malu-maluin dan sebenernya ga sopan juga sih, tapi apa daya pengen ketawa denger kata-kata itu, hahaa.. Sejak itulah Haryo dijuluki Cah Ganteng

Kami dijamu dengan sangat baik oleh keluarga saudaranya Haryo. Bahkan para wanita diberi kamar khusus ^_^ Dan, malam itu akhirnya kami bisa tidur dengan nyenyak dan hangat, beratapkan genteng rumah, tidak lagi di alam bebas. Lantunan tidur pun bukan hanya berasal dari Bang Wanda aja, tapi juga dari yang lainnya, haha.. ngorok berjamaah

Selasa, 5 November 2013

Tampaknya kaki-kaki ini sudah mulai merasakan lelah dan sakit. Pagi-pagi sekali saya dan Tari diajak ke pasar terdekat untuk berbelanja, untungnya udah mandi dan seger, saya sih seneng aja kalo jalan-jalan, walopun cuma ke pasar. Setelah menelpon agen bis dan fix mendapat bookingan bis Mulyo Indah di Magelang, kami memutuskan untuk tidak kemana-mana hari itu, cukup menunggu dan beristirahat di rumah saudaranya Haryo sampe sore hari. Sarapan, tidur, makan spageti, tidur, makan bakso, tidur (kalo yang ini spesialisasinya Dadang, hahaa :p) sambil bercengkrama dan bercanda. Rasa-rasanya saya tidak ingin waktu cepat berlalu, kebersamaan ini terlalu cepat untuk segera berakhir *tsahhh

But life must goes on. Jam 3 sore kami berangkat menuju terminal Tidar, Magelang. Bis yang dijadwalkan jam 4 ternyata baru datang jam setengah 6. Yang spesial dalam perjalanan pulang kali ini adalah, Pangeran Kodok Bang Wanda mendapat teman sebangku seorang putri dari khayangan yang menyebabkan lantunan tidurnya yang sakti mendadak hilang. Sedangkan Anto mendapat teman sebangku seorang Bapak, yang mungkin punya beberapa anak gadis di rumah, sayangnya Anto ga ada usahanya barang dikit buat ngorek-ngorek informasi, haha. Saya masih sebangku sama Tari, duduk manis dan tidur dengan nyenyak. Ucup juga masih sebangku sama Dadang, bahkan bis dengan 26 seat masih kurang luas untuk Dadang yang kakinya kelewat panjang itu :p Setelah 12 jam perjalanan, Alhamdulillah kami tiba di Jakarta, kemudian kembali ke rumah masing-masing dengan sejuta kenangan yang tak akan pernah terlupa.

Kenangan indah berasal dari perjalanan yang telah usai. Tapi bukan berarti kita berhenti sampai di sini, mungkin suatu saat, di lain waktu kita akan bersama-sama lagi, melangkahkan kaki ini menuju suatu tempat. I wish.. :)
Mengutip kata-kata Anto : Ayolah jalan lagi, udah lama ga ayoo!

“Kalo boleh dan bisa, aku ingin mengulangi perjalanan itu, sekali lagi..” 
(tapi ga usah lewat punggungan sapi, jembatan setan, ama rayapan cinta, langsung kenteng songo aja, hahaha)



Jabat tanganku, mungkin untuk yang terakhir kali
Kita berbincang tentang memori di masa itu
Peluk tubuhku usapkan juga air mataku
Kita terharu seakan tidak bertemu lagi

Bersenang-senanglah, Karna hari ini yang 'kan kita rindukan
Di hari nanti sebuah kisah klasik untuk masa depan
Bersenang-senanglah, Karna waktu ini yang 'kan kita banggakan
di hari tua

Sampai jumpa kawanku, Smoga kita selalu
Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan
Sampai jumpa kawanku
Smoga kita selalu
Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan

Bersenang-senanglah, Karna hari ini yang 'kan kita rindukan
Di hari nanti

Mungkin diriku masih ingin bersama kalian

Mungkin jiwaku masih haus sanjungan kalian
(Kisah Klasik Untuk Masa Depan - Sheila on 7)






(Selesai..)



3 Response to "Everything's Gonna Be Okay (Pendakian Gn. Merbabu Ceria) Part 3 - End"

  1. Anonim Says:
    10 November 2013 pukul 08.38

    Semoga saya bisa merasakan keindahan itu lagi yah.. :) aamiin..
    ceritanya seru, deskriptif, walau ada yg berusaha bgt untuk disembunyikan... hahahahaha.. *ketawa setan*

  2. Diah Irma says:
    10 November 2013 pukul 21.02

    haha, bisa jadi bisa jadii..
    kalo kata om tere liye, jangan diumbar, he2..
    thanks sist

  3. Unknown says:
    15 November 2013 pukul 05.44

    Walaupun gak ikut dlm perjalanan,, tp q bs membayangkan dan merasakannya. Thanks mb diah buat oleh2nya.. :)
    Jd pengen... 

Posting Komentar