Everything's Gonna Be Okay (Pendakian Gn Merbabu Ceria) Part 1



“Karena bagian yang paling menyenangkan dalam hidup akan selalu mudah untuk diingat.
Begitu juga dengan perjalanan.”


Perjalanan panjang menyenangkan yang kita lalui
Jadikan kenangan tersimpan bersama sama
Segala canda tawa dan ceria terangkai disini.


Setiap menit kami, setiap jejak langkah kami, setiap helaan nafas panjang kami, saat matahari terik menyengat, saat hujan badai mencekam, selalu ada canda dan tawa yang tulus dari hati kami masing-masing.

Saat mendapat tawaran ke Merbabu, saya belum tau banyak tentang gunung ini, setinggi apa, jalurnya seperti apa, tingkat kesulitannya gimana.. saya cuma pernah denger, viewnya indah, seperti di negeri antah berantah, saya segera menghubungi beberapa orang teman wanita yang bisa diajak jadi partner in crime di gunung. Dan jadilah kami tiga orang cewe kece mendaftar untuk pendakian ini, saya, Siti, dan Tari. Sayangnya menjelang hari H Siti cancel karena ga dapet cuti dari Bos.  

Akhirnya kami bertujuh tergabung dalam Tim Pendakian Merbabu Ceria, saya, Tari, Ucup, Anto, Haryo, Bang Wanda, Dadang. Direncanakan pendakian ini dimulai dari Jalur Chuntel dan turun melintas lewat Selo selama 4 hari 3 malam. Lama ya, iya saya juga kaget awalnya, tapi Ucup bilang ini memang pendakian santai, tidak diburu-buru waktu.

Jum’at, 1 November 2013

Kami berangkat dari Terminal Rawamangun menuju Salatiga dengan Bis Eksekutif Gunung Mulia sekitar jam 7 malam. Belum lama bis jalan, perut saya meronta-ronta pengen makan, karena dari pagi emang belum nyentuh nasi.
“Kita makan jam berapa ya? laper”  tanya saya di grup WA
“Itu kan ada snacknya”
Oh iya, saya lupa kalo tadi dibagiin snack. Dengan penuh harapan akan kue-kue yang enak, saya pun membuka box snack. Daann..Please don’t judge a snack by its box! Box itu isinya biskuit dua bungkus sodara-sodara!!  Hahaa.. Saya pun mengafirmasi diri sendiri, musti tahan laper sampe makan malem yang entah jam berapa.

Sekitar jam 11 malam Bis pun berhenti di rumah makan. Oke sip, waktunya isi perut. Biar tenang makannya, saya dan Tari sholat dulu di Mushola. Setelah sholat, meja prasmanan sudah sepi konsumen. Untung makanannya masih banyak. Kami pun menikmati hidangan didampingi teh manis hangat. Baru makan setengah piring dan teh manis belum sempat disruput, tiba-tiba Bang Wanda datang dan membawa kabar tidak menyenangkan,
“Buruan makannya, itu bisnya udah mau jalan”
Whatdaa??!! Dari pagi belum makan nasi, di bis dapet snack biskuit ga kepengen nyentuhnya juga, giliran makan malem baru setengah udah disuruh game over, baiklah kalo begitu, untungnya malem dan efek antimo bikin saya super ngantuk, urusan laper pun untuk sementara terlupakan.

Sabtu, 2 November 2013

Pagi yang cerah di awal November, secerah hatiku di kaki Gunung Merbabu :D Sekitar jam 07.30 kami tiba di Pasar Sapi, Salatiga. Seorang supir minibus menghampiri kami dan melakukan tawar menawar untuk transportasi ke Chuntel. Bahkan minibus itu bersedia menunggu kami sarapan dan belanja-belanja sebentar. Jam 9 kami tiba di Base Camp Chuntel. Setelah melapor, repacking, charge HP, sikat gigi, dan menyelesaikan urusan ini itu, kami pun memulai pendakian “Merbabu Ceria”.

Tim Merbabu Ceria
(Photo by : Dadang)

Mendaki gunung itu melelahkan, tapi kelelahan yang menyenangkan. Jadi meski berkali-kali kami mengeluh cape, haus, ngantuk, ga kuat, tapi kaki ini akan terus melangkah  dalam kebersamaan dan satu tujuan *cihuyy

Di perjalanan menuju pos 1, saya bertemu dengan sekelompok mahasiswa yang ternyata adalah adik-adik kelas saya di Teknik Lingkungan Undip. Wow, dunia ini sempit yah. Jaman saya kuliah dulu belum ada Mapala di jurusan, kalopun ada ga bakal ikut juga sih, soalnya dulu belum ada film 5 cm, haha..
“Berapa hari disini ka?”
“Rencana sampe hari selasa”
“Lama banget, ga kerja dong?”
“Ngga dong, kan cuti”
“Hah, cuti demi naik gunung??”
Hahhaha.. orang kerja ya harus cuti, kalo mahasiswa mana bisa cuti. Suatu saat kalian akan mengerti ya adik-adik ^_^

Sesuai dengan rencana, jam 3 sore kami tiba di pos 3. Tempat yang pas banget untuk camp. Rombongan lain yang bertemu kami di jalan sebelumnya memilih camp di pos pemancar, karena lebih dekat ke puncak. Tapi kami istiqomah untuk camp di pos 3, dan ini adalah keputusan yang amat sangat tepat, karena ada kejutan indah di sore dan malam harinya.


Negeri di atas awan
(Photo by : Diah)

Menjelang senja, sang fotographer, Dadang, yang udah berjam-jam bermain-main dengan kameranya berteriak-teriak memanggil kami yang sedang menghangatkan diri di tenda. Ternyata di luar sana, matahari sedang memancarkan pesonanya, menunggu untuk dikagumi sebelum berganti tugas dengan bintang-bintang mengisi pemandangan langit. MasyaAllah, baru kali ini saya melihat sunset di gunung, rasanya benar-benar beda, kagum, senang, meski dingin menusuk-nusuk tulang, tapi rasanya ingin tersenyum terus sepanjang senja, haha.. *lebay
 
Sunset Merbabu dan Para Pendaki Kece
(Photo by : Dadang)


Kejutan belum berakhir. Matahari dan bintang-bintang benar-benar melakukan tugasnya dengan amat baik. Selesai makan malam, kami tergoda untuk memandangi bintang-bintang. Dan berhubung kami semua narsis-narsis, maka dengan sukarela dan senang hati kami menjadi objek eksperimennya Dadang sang fotographer, berfoto dengan permainan cahaya headlamp dan bintang-bintang, dan hasilnya keren-keren :) Anto yang dinobatkan jadi Asisten Fotographer sempat protes karena pengen ikut difoto juga, tapi sepertinya Anto emang lebih cocok jadi Asisten daripada jadi model, foto bareng sama dia gagal terus kebanyakan ketawa :p

Pada beberapa kali pendakian yang pernah saya lewati, jarang sekali mendapat momen seperti ini, tenda sudah berdiri sejak sore, cuaca cerah, angin bersahabat, bintang tampil menawan, bercanda, tertawa, saling berbagi, semua senang dan bahagia. Alhamdulillah, Allah telah memudahkan pendakian kami di hari pertama.

(bersambung ke sini)

0 Response to "Everything's Gonna Be Okay (Pendakian Gn Merbabu Ceria) Part 1"

Posting Komentar