Istiqomah, bukan Idealis


Idealis. Saya kok agak tidak nyaman dengan kata itu.. terlalu sumir. Terlebih sejak tahu artinya dalam kamus bahasa indonesia.

ide.a.lis

[n] (1) orang yg bercita-cita tinggi; (2) pengikut aliran idealisme

ide.al.is.me

[n] (1) aliran ilmu filsafat yg menganggap pikiran atau cita-cita sbg satu-satunya hal yg benar yg dapat dicamkan dan dipahami; (2) hidup atau berusaha hidup menurut cita-cita, menurut patokan yg dianggap sempurna; (3) Sas aliran yg mementingkan khayal atau fantasi untuk menunjukkan keindahan dan kesempurnaan meskipun tidak sesuai dng kenyataan

Beberapa hari ini saya tak nyaman dengan kata-kata "Idealis" dan "Idealisme". Seorang teman yang background edukasinya psikologi menjelaskan pada saya, bahwa Idealis biasanya hanya dilandasi kognisi (bagian individu dalam ranah pikiran, memori dan logika). Maka kesimpulan sementara saya, idealis = perfeksionis.

Nah, kemudian saya berpikir, bukankah menjadi seorang yang Istiqomah jauh lebih baik daripada menjadi seorang yg idealis.

Istiqomah : teguh dan terus menerus di atas agama, yaitu senantiasa taat pada Allah dan menjauhi segala yang mendatangkan murka Allah. Istiqomah meliputi urusan zhohir dan batin, yaitu amalan jawarih (anggota badan) dan amalan hati.

Menurut teman saya yang tadi, Istiqomah lebih dilandasi afeksi (bagian individu dlm hal merasa, meyakini, hati)

Jika idealisme berdasarkan logika, maka bisa dipastikan setiap manusia memiliki idealisme yang berbeda, karena pemikiran, pemahaman dan pemaknaan yang dilakukan manusia terhadap sesuatu pasti berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan demikian ketika orang yang idealis sedang mempertahankan idealismenya, maka yang sebenarnya dia pertahankan itu adalah hasil pemikiran/pemahaman serta keyakinan dia sendiri yang belum tentu disepakati oleh orang lain dan..belum tentu itu benar.

Maka saya semakin yakin dengan Istiqomah. Seorang yang istiqomah, ketika dia mempertahankan keistiqomahannya, berarti dia sedang mempertahankan keteguhannya di jalan Allah, sesuatu yang telah diperintahkan Allah untuk dijalankan atau sesuatu yang dilarang Allah untuk dilakukan, sesuatu yang datangnya dari Allah dan bersifat mutlak.

Idealisme yang berdasarkan memori dan logika manusia bisa saja berubah tergantung situasi dan kondisi yang ada. Berbeda dengan ke-Istiqomah-an, akan selalu tetap begitu dimanapun, kapanpun dan dalam situasi apapun. Tapi baiklah, kata Istiqomah dan Idealis, walaupun setara tapi tak bisa saling menggantikan.

Ya, setelah berstatus PNS saya memang tak bisa mempertahankan idealisme saya seperti masih menjadi aktivis LSM, tapi saya akan selalu Istiqomah di jalan yang saya yakini, yaitu jalan yang diridhoi Allah. Bismillah…




#pasca mendengar kalimat : “kamu bukan orang yang idealis”, ya..saya memikirkan kalimat ini berhari-hari, terima kasih telah mengingatkan saya..




0 Response to "Istiqomah, bukan Idealis"

Posting Komentar